A
|
lhamdulillah, aku bisa
menangin lomba ini. Terima kasih ya Allah ", ucap Alfiyah
dalam hati sambil memandangi trophy pertamanya.
“kamu
seneng, vhie?” Tanya bu Siti.
Yang
ditanya hanya tersenyum.
“syukurlah…”
menghela nafas, “tingkatkan yah, vhia”
Lalu
Vhia pun menggapai tangan gurunya tersebut dan menciumnya.
“kamu
mau pulang?”
“iyah,
bu..” suaranya terdengar lembut dan lekas pergi bersama ibundanya.
-=o0o=-
Di
kamar, ia selalu mengelap dan memandangi trophy pertamanya itu. Ia amat senang
mendapatkannya, Juara 1 lomba menulis kaligrafi Sekolah Luar Biasa “Bintang
Harapan” .
Ini
adalah hobby barunya setelah ia benar-benar tidak bisa berjalan adan melihat
serta pindah sekolah, akibat…
Flashback
Vhia
dan Dimas –kekasihnya- sedang menyelusuri idahnya kota Bandung dengan satria
birunya Dimas . Dua sejoli ini memang telah saling mencintai dari kelas 3 smp
sampai 1 sma sekarang ini. Namun, kisah cinta mereka terhalang oleh restu
ibunda Vhia.
Pasangan
muda ini saling memadu kasih, Vhia memeluknya sambil bercerita tentang banyak
hal. Dan sesekali Dimas menoleh dan mencium pipi Vhia.
Gaya
pacaran mereka memang sudah tak wajar. Mereka ercinta layaknya sudah tak ada
lagi hijab antara mereka.
Saat
mereka sedang asyik bercinta, tiba-tiba…
BRUKK!!!
Sebuah
truk berkecepatan tinggi menabrak mereka dan mereka berdua pun terpental.
-=o0o=-
3
bulan kemudian, Vhia pun tersadar dari komanya. Dan saat itu pula ia harus
mengalami cacat berupa tidak mampu melihat dan berjalan akibat kecelakaan itu.
“bun,
aku gak bisa liaat” air mata mulai membasahi pipi Vhia. Ia sungguh tak bisa
menerima kenyataan pahit ini.
“sabar,
sayang..” ibunda menenangkan, “semua ada hikmahnya..” ia pun memeluk anaknya.
Tok..tok..tok..
“iya,
masuk aja!”
Sosok
Dimas pun terlihat dari balik pintu, “tante…”
“buat
apa kamu dateng kesini?” Ibunda geram melihat anak itu.
“bun,
itu Dimas kan?” ia mencoba meraih tangan Dimas, “Dimas, aku cacat..” ia
menangis lagi, kali ini tak tertahankan dan Dimas pun memeluknya.
“tante,
aku mau ngomong berdua aja sama Vhia..”
Ibunda
pun langsung beranjak keluar, “jangan buat Vhia nangis!”
“sayang…”
“kenapa?”
“aku
cinta sama kamu, tapi bunda kamu gak pernah setuju..” menghela nafas, “aku
minta kita udahan dulu, yah” yang diajak bicara mulai memasang wajah perih,
“tapi, aku janji kok bakal tanggung jawab sama apa yang udah aku lakuin ke kamu
dan bakal bikin bunda kamu bisa terima aku…”
“janji?”
“iya,
sayang..” Ia memeluk Vhia.
-=o0o=-
Vhia
menanti, terus menanti. Namun, yang ditunggu tak kunjung dating hingga 2 tahun
setelah ikrar janjinya itu.
“Vhie,
ada lomba kaligrafi tuh di majalah Aisyah! Kamu mau ikutan, nggak?” Tanya ayah.
“mau,
yah! Formatnya apa?”
“nggak
dicantumin, sih.. mungkin bebas…” masih membuka lembaran majalah, “yaudah, ayah
ambilin alat-alatnya dulu, deh..”
Dengan
segera ayah mengmbil alat dan bahannya, dan tak lama ia pun datang, “ini, kamu
mau nulis apa, sayang?”
“belom
tau, yah.. yang pasti aku ngikutin kata hati dan gerakan tangan aku ajah,
hhehe..”
“oke,
dehh.. ayah ke bunda kamu dulu, yah..”
“iya,
yah…”
Ia
mulai menorehkan tinta spidolnya keatas kertas HVS.
-=o0o=-
Hari
ini adalah hari pengumuman lomba kaligrafi majalah Aisyah. Vhia duduk menanti
ayahnya pulang kerja.
“bun,
kalo aku kalah gimana?”
“yah
nggak apa-apalah.. yang penting kamu udah mencoba..”
“hufth,
Vhia deg-degan, bun..”
Tak
lama yang ditunggu pun datang, “sayang, nih udah ayah bawain majalahnya..”
Dengan
segera bunda meraihnya, “kamu menang, sayang!”
“yang
bener, bun?”
“iya?
Mana coba ayah liat!” tanpa basa-basi ayah merebut majalah tersebut dari tangan
bunda, “bener, Vhie.. kamu menang!”
“Alhamdulillah..
aku seneng banget, bun.. yah..” senyum manis terpancar dari wajah Vhia.
“yaudah,
ayah mau coba telpon nomer ini dulu deh..”
-=o0o=-
Keesokan
harinya, seorang pecinta kaligrafi sombong bernama Drs, Dedi Haryanto, SE pun
datang ke kediaman rumah Vhia. Beliau, Vhia, ayah dan bunda pun berkumpul di
ruang tamu.
“emh,
jadi siapa pelukis kaligrafi indah ini?”
“Siti
Alfiyah, pak.. putrid saya satu-satunya..” kata ayah sambil memperkenalkan
Vhia.
“dia????”
“iya,
pak..” jawab bunda.
“nggak
mungkin! Ini pasti penipuan! Mana mungkin orang yang tidak bisa melihat seperti
dia bisa membuat kaligrafi yang begitu indah!! Imposible!”
“tapi,
ini benar hasil karya saya, pak..” Vhia meyakinkan, “apa perlu saya menulis ulang
untuk anda?”
“nggak
perlu! Nggak akan mungkin saya mempublikasikan seorang pelukis kaligrafi buta
seperti anda!”
“maaf,
pak.. kalo anda tidak menerima dengan kenyataan bahwa anak saya yang
membuatnya, lebih baik anda pergi dari sini!” bunda mulai marah dan membukakan
pintu rumahnya.
“baik,
saya akan pergi!”
-=o0o=-
Beberapa
tahun setelah kejadian itu, Vhia menjadi sosok wanita yang berprinsip “akan ada hikmah dari segala cobaan, keep
spirit untuk menjalani hidup yang penuh derita”. Dan kaligrafinya kini pun
dilirik seorang kolektor dari Korea Selatan yang bernama Kim Joong Woon yang
berkata “amazing! Orang tunanetra seperti dia bisa membuat kaligrafi yang
begitu indah!”
Serta
ia pun membuka usaha “kaligrafi unik” di Seoul dan memiliki pelatihan melukis di
Jakarta.
“hai!!”
tegur Saskia membuyarkan lamunan Vhia.
“ah,
kamu ??” ia menebak-nebak suara itu, “Saskia, yah?”
“hehe,
iyaa.. udah sukses nihh yee….”
“alhamdulillahh,,
hhehe..”
“oh
iya, si Dimas ninggalin lu Cuma gara-gara lu cacat doang.. parah, yahh?”
“ahh,
dia udah masa lalu.. aku udah gak mau inget-inget dia lagi, Sas…”
“bagus..
bagus.. itu baru Vhia yang dewasa.. bukan Vhia yang manja kaya dulu, hehe..”
Dua
sahabat ini saling berpelukan.
-=o0o=-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar