Minggu, 18 November 2012

bukan Vhia yang dulu


A
lhamdulillah, aku bisa menangin lomba ini. Terima kasih ya Allah ", ucap Alfiyah dalam hati sambil memandangi trophy pertamanya.
“kamu seneng, vhie?”  Tanya bu Siti.
Yang ditanya hanya tersenyum.
“syukurlah…” menghela nafas, “tingkatkan yah, vhia”
Lalu Vhia pun menggapai tangan gurunya tersebut dan menciumnya.
“kamu mau pulang?”
“iyah, bu..” suaranya terdengar lembut dan lekas pergi bersama ibundanya.
-=o0o=-
Di kamar, ia selalu mengelap dan memandangi trophy pertamanya itu. Ia amat senang mendapatkannya, Juara 1 lomba menulis kaligrafi Sekolah Luar Biasa “Bintang Harapan” .
Ini adalah hobby barunya setelah ia benar-benar tidak bisa berjalan adan melihat serta pindah sekolah, akibat…
Flashback
Vhia dan Dimas –kekasihnya- sedang menyelusuri idahnya kota Bandung dengan satria birunya Dimas . Dua sejoli ini memang telah saling mencintai dari kelas 3 smp sampai 1 sma sekarang ini. Namun, kisah cinta mereka terhalang oleh restu ibunda Vhia.
Pasangan muda ini saling memadu kasih, Vhia memeluknya sambil bercerita tentang banyak hal. Dan sesekali Dimas menoleh dan mencium pipi Vhia.
Gaya pacaran mereka memang sudah tak wajar. Mereka ercinta layaknya sudah tak ada lagi hijab antara mereka.
Saat mereka sedang asyik bercinta, tiba-tiba…
     BRUKK!!!
Sebuah truk berkecepatan tinggi menabrak mereka dan mereka berdua pun terpental.
-=o0o=-
3 bulan kemudian, Vhia pun tersadar dari komanya. Dan saat itu pula ia harus mengalami cacat berupa tidak mampu melihat dan berjalan akibat kecelakaan itu.
“bun, aku gak bisa liaat” air mata mulai membasahi pipi Vhia. Ia sungguh tak bisa menerima kenyataan pahit ini.
“sabar, sayang..” ibunda menenangkan, “semua ada hikmahnya..” ia pun memeluk anaknya.
Tok..tok..tok..
“iya, masuk aja!”
Sosok Dimas pun terlihat dari balik pintu, “tante…”
“buat apa kamu dateng kesini?” Ibunda geram melihat anak itu.
“bun, itu Dimas kan?” ia mencoba meraih tangan Dimas, “Dimas, aku cacat..” ia menangis lagi, kali ini tak tertahankan dan Dimas pun memeluknya.
“tante, aku mau ngomong berdua aja sama Vhia..”
Ibunda pun langsung beranjak keluar, “jangan buat Vhia nangis!”
“sayang…”
“kenapa?”
“aku cinta sama kamu, tapi bunda kamu gak pernah setuju..” menghela nafas, “aku minta kita udahan dulu, yah” yang diajak bicara mulai memasang wajah perih, “tapi, aku janji kok bakal tanggung jawab sama apa yang udah aku lakuin ke kamu dan bakal bikin bunda kamu bisa terima aku…”
“janji?”
“iya, sayang..” Ia memeluk Vhia.
-=o0o=-
Vhia menanti, terus menanti. Namun, yang ditunggu tak kunjung dating hingga 2 tahun setelah ikrar janjinya itu.
“Vhie, ada lomba kaligrafi tuh di majalah Aisyah! Kamu mau ikutan, nggak?” Tanya ayah.
“mau, yah! Formatnya apa?”
“nggak dicantumin, sih.. mungkin bebas…” masih membuka lembaran majalah, “yaudah, ayah ambilin alat-alatnya dulu, deh..”
Dengan segera ayah mengmbil alat dan bahannya, dan tak lama ia pun datang, “ini, kamu mau nulis apa, sayang?”
“belom tau, yah.. yang pasti aku ngikutin kata hati dan gerakan tangan aku ajah, hhehe..”
“oke, dehh.. ayah ke bunda kamu dulu, yah..”
“iya, yah…”
Ia mulai menorehkan tinta spidolnya keatas kertas HVS.
-=o0o=-
Hari ini adalah hari pengumuman lomba kaligrafi majalah Aisyah. Vhia duduk menanti ayahnya pulang kerja.
“bun, kalo aku kalah gimana?”
“yah nggak apa-apalah.. yang penting kamu udah mencoba..”
“hufth, Vhia deg-degan, bun..”
Tak lama yang ditunggu pun datang, “sayang, nih udah ayah bawain majalahnya..”
Dengan segera bunda meraihnya, “kamu menang, sayang!”
“yang bener, bun?”
“iya? Mana coba ayah liat!” tanpa basa-basi ayah merebut majalah tersebut dari tangan bunda, “bener, Vhie.. kamu menang!”
“Alhamdulillah.. aku seneng banget, bun.. yah..” senyum manis terpancar dari wajah Vhia.
“yaudah, ayah mau coba telpon nomer ini dulu deh..”
-=o0o=-
Keesokan harinya, seorang pecinta kaligrafi sombong bernama Drs, Dedi Haryanto, SE pun datang ke kediaman rumah Vhia. Beliau, Vhia, ayah dan bunda pun berkumpul di ruang tamu.
“emh, jadi siapa pelukis kaligrafi indah ini?”
“Siti Alfiyah, pak.. putrid saya satu-satunya..” kata ayah sambil memperkenalkan Vhia.
“dia????”
“iya, pak..” jawab bunda.
“nggak mungkin! Ini pasti penipuan! Mana mungkin orang yang tidak bisa melihat seperti dia bisa membuat kaligrafi yang begitu indah!! Imposible!”
“tapi, ini benar hasil karya saya, pak..” Vhia meyakinkan, “apa perlu saya menulis ulang untuk anda?”
“nggak perlu! Nggak akan mungkin saya mempublikasikan seorang pelukis kaligrafi buta seperti anda!”
“maaf, pak.. kalo anda tidak menerima dengan kenyataan bahwa anak saya yang membuatnya, lebih baik anda pergi dari sini!” bunda mulai marah dan membukakan pintu rumahnya.
“baik, saya akan pergi!”
-=o0o=-
Beberapa tahun setelah kejadian itu, Vhia menjadi sosok wanita yang berprinsip “akan ada hikmah dari segala cobaan, keep spirit untuk menjalani hidup yang penuh derita”. Dan kaligrafinya kini pun dilirik seorang kolektor dari Korea Selatan yang bernama Kim Joong Woon yang berkata “amazing! Orang tunanetra seperti dia bisa membuat kaligrafi yang begitu indah!”
Serta ia pun membuka usaha “kaligrafi unik” di Seoul dan memiliki pelatihan melukis di Jakarta.
“hai!!” tegur Saskia membuyarkan lamunan Vhia.
“ah, kamu ??” ia menebak-nebak suara itu, “Saskia, yah?”
“hehe, iyaa.. udah sukses nihh yee….”
“alhamdulillahh,, hhehe..”
“oh iya, si Dimas ninggalin lu Cuma gara-gara lu cacat doang.. parah, yahh?”
“ahh, dia udah masa lalu.. aku udah gak mau inget-inget dia lagi, Sas…”
“bagus.. bagus.. itu baru Vhia yang dewasa.. bukan Vhia yang manja kaya dulu, hehe..”
Dua sahabat ini saling berpelukan.
-=o0o=-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar